Blog

Cara Menghitung Keuntungan Usaha Makanan

Setiap pelaku usaha pastinya menargetkan keuntungan atas bisnis yang dijalankan, tak terkecuali bagi pengusaha makanan. Namun, tak jarang terjadi kesalahan dalam penghitungan keuntungan, sehingga tidak tepat dalam menentukan strategi atau langkah usaha selanjutnya. Apakah kamu termasuk salah satunya? Yuk simak cara menghitung keuntungan usaha makanan secara efektif dan praktis berikut ini.

Pentingnya Menghitung Keuntungan Usaha Makanan

Menghitung keuntungan usaha merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan setiap tutup buku tahunan, bahkan setiap semester atau setiap kuartal pada tahun tersebut. Ini krusial karena berdasarkan penghitungan itu paling tidak dapat diketahui status usahamu, apakah memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan demikian, langkah antisipasi bisa disiapkan lebih awal dan kamu bisa memperbarui strategi usaha menyesuaikan dengan kondisi terkini.

Menjadi krusial juga karena hal ini akan mempengaruhi keputusanmu terkait langkah-langkah pengembangan usaha setiap tahunnya. Tentunya kamu tidak ingin bisnismu stuck seperti itu-itu saja di setiap tahunnya, bukan? Oleh karenanya, perlu menyiapkan rencana pengembangan usaha. Tentu saja itu juga memerlukan modal tambahan yang sebaiknya diambil dari sebagian keuntungan.

Nah, hal ini memerlukan penghitungan keuntungan agar kamu tahu pasti berapa besar keuntungan untuk dijadikan modal tambahan dan berapa besar keuntungan yang bisa dinikmati.

Mengenal Komponen Penghitungan

Dalam menghitung keuntungan usaha, ada beberapa komponen yang harus dihitung. Komponen itu, seperti menghitung pendapatan, biaya, pengeluaran, dan keuntungan. Pendapatan adalah perolehan hasil penjualan di setiap bulan atau setiap tahunnya. Biaya merupakan sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan operasional usaha.

Kebutuhan operasional itu berupa aset berkaitan dengan proses produksi, seperti kompor, kulkas, dan peralatan masak. Bisa juga berupa penunjang kegiatan usaha yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, seperti sewa tempat. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi saat akan memulai usaha.

Saat mulai usaha, biaya ini sumbernya adalah modal dari kantong pribadimu. Nantinya, investasi ini dapat kamu ambil kembali apabila usahamu memperoleh keuntungan. Artinya, usahamu memiliki utang kepadamu, tentunya harus dibayar kemudian hari.

Selanjutnya, pengeluaran adalah dana untuk memenuhi kebutuhan saat berlangsungnya kegiatan usaha. Lain dengan biaya, pengeluaran biasanya berkaitan dengan kebutuhan usaha dalam jangka waktu pendek,seperti bahan masakan dan token listrik. Nah, komponen ini bersumber dari pendapatan.

Terakhir, ada keuntungan yang merupakan pendapatan tersisa setelah dikurangi pengeluaran, biaya, dan utang jika ada. Keuntungan usaha biasanya dihitung setiap tahun dan tercantum dalam laporan keuangan. Meski demikian, penghitungan juga bisa dilakukan setiap semester atau setiap kuartal.

Cara Menghitung Keuntungan

Dalam menghitung keuntungan, kamu perlu mencari selisih antara pendapatan serta biaya dan pengeluaran terlebih dahulu. Nah, selisih itu merupakan keuntungan bisnismu. Jelasnya, simak contoh berikut ini yuk.

Menghitung Pendapatan

Misalnya, tepat di awal tahun 2022 kamu membuka usaha donat dengan merogoh kocek pribadi sebesar Rp10.000.000 untuk modal usaha. Harga donatnya sebesar Rp5.000/pcs. Pada bulan Januari sebanyak 600 pcs donat berhasil terjual. Berarti, pendapatan saat itu adalah sebesar Rp13.000.000, berasal dari utang investasi pribadi Rp10.000.000 dan penjualan sebesar Rp3.000.000.

Menghitung Biaya

Saat akan memulai usaha, tentunya harus membeli peralatan membuat donat sebesar Rp300.000, meja tempat berjualan Rp200.000, dan sewa tempat bulan Januari-Desember 2022 sebesar Rp9.000.000. Jadi, total biayanya sebesar Rp9.500.000.

Menghitung Pengeluaran

Pada bulan Januari 2022, ada pembelian bahan baku donat sebesar Rp400.000 dan token listrik sebesar Rp100.000. Jadi, total pengeluaran saat itu adalah Rp500.000.

Mengidentifikasi Keuntungan

Selanjutnya, mari hitung keuntungan. Awali dengan menghitung pendapatan selama 1 tahun ya. Anggap saja donat yang berhasil terjual setiap bulannya sebanyak 1.000 pcs. Artinya, pendapatan penjualannya yaitu Rp3.000.000 dikali 12 bulan, yaitu sebesar Rp36.000.000. Jangan lupa dengan pendapatan dari utang investasi pribadi saat mulai usaha sebesar Rp10.000.000 ya. jadi, total pendapatannya Rp46.000.000.

Kemudian, hitung total pengeluarannya. Anggap saja pengeluaran setiap bulannya sebesar Rp500.000. Jadi, total pengeluarannya adalah Rp500.000 dikali 12 bulan, yaitu sebesar Rp6.000.000. Selanjutnya, ada biaya sebesar Rp1.500.000 dan utang yang harus dikembalikan ke kantong pribadimu sebesar Rp10.000.000.

Setelah ini, kamu bisa mengetahui keuntungan dalam kurun waktu 1 tahun. Kurangi total pendapatan dengan total pengeluaran, biaya, dan pembayaran utang utang. Jadi, Rp46.000.000 - Rp6.000.000 - 9.500.000 - Rp10.000.000 = Rp20.500.000 inilah merupakan keuntungan usaha atau laba bersih yang diperoleh pada tahun 2022.

Tentunya, contoh penghitungan keuntungan di atas akan berbeda dengan hasil saat menjalankan usaha sesungguhnya. Itu karena jumlah pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya kemungkinan besar akan bervariatif. Karenanya, penting untuk mencatat dan menghitung pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya.

Posy merupakan aplikasi yang dapat membantumu melakukan proses pencatatan menjadi lebih praktis, efisien, dan meminimalisir kesalahan saat proses penghitungan. Yuk cari tahu lebih lanjut dengan cara download aplikasinya di sini: Posy: Aplikasi Kasir & POS

Kesalahan Umum dalam Menghitung Keuntungan

Kerap kali para pelaku usaha sudah memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh pada akhir tahun. Padahal kegiatan usahanya baru memasuki pertengahan tahun atau belum mencapai akhir tahun. Dalam hal ini, bisa saja terjadi kesalahan umum penghitungan, sehingga keuntungan yang diperoleh tidak sesuai dengan perkiraan. Seperti apa kesalahan umum itu?

Mengabaikan Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, misalnya sewa tempat usaha. Dalam hal ini, tak jarang pelaku usaha mengabaikan kemungkinan terjadinya peristiwa di luar dugaan, seperti kebakaran dan banjir. Ketika peristiwa itu terjadi, mau tidak mau harus menyewa tempat lain agar usahamu tetap bisa berjalan. Tentunya hal ini memerlukan biaya tambahan.

Melupakan Pengeluaran Tak Terduga

Pengeluaran tak terduga adalah pengeluaran saat kegiatan usaha berlangsung dan tidak direncanakan sejak awal. Biasanya, pengeluaran ini terkait dengan bahan baku produksi atau inventory.

Misalnya, saat pertengahan bulan beberapa bahan baku donat ternyata sudah kadaluarsa. Ini terjadi karena lupa memeriksanya saat awal bulan. Karena lupa memeriksa tanggal kadaluarsa, otomatis tidak ada perencanaan membeli bahan baku tersebut. Namun, mau tidak mau agar usahamu tetap berjalan, maka harus mengeluarkan sejumlah dana untuk mengganti bahan baku tersebut.

Perlu diketahui, tidak terkelolanya inventory dengan efektif bisa jadi penyebab utama membengkaknya pengeluaran tak terduga lho. Apakah kamu mengalami hal ini? Yuk atasi segera dengan cara berikut: Cara Efektif Mengelola Inventory Restoran